Sidik Jari, STIFIn dan Bisnis
Tanya:
Menurut Prof Sarlito sidik jari hanya bisa digunakan untuk
identifikasi seseorang dan tidak ada kaitannya dengan perilaku.
Bahkan menurut neurosaintis tidak ada hubungan antara sidik jari dan
otak, sebagaimana juga tidak ada hubungan antara DNA dan otak.
Penjelasan FP?
Jawab:
- Tentang otak ada kaitannya dengan kecerdasan dan perilaku dapat merujuk kepada pendapat neurosaintis Ned Herrman.
- Tentang ada hubungan antara Tes Sidik Jari STIFIn dengan psikometrik seseorang dapat merujuk kepada riset Prof. DR. Mohammed Zin Nordin (Pakar Psikometrik), DR. Mohd. Suhaimi Mohamad (Pakar Personaliti), dan DR. Wan Shahrazad Wan Sulaiman (Pakar Personaliti) sebagaimana terdapat pada FAQ no. 2 di atas.
- Ilmuwan yang memiliki kepakaran khusus (deep-view) juga perlu menambah dengan wawasan (heli-view). Misalkan inspirasi dari film Jurrasic Park, penjelasan Harun Yahya tentang penyusunan kembali sidik jari setiap orang setelah kiamat, jaminan hadist mutawattir tentang azbuzzanab; semua itu memberi keyakinan bahwa info genetik mampu membangun kembali seseorang (mulai dari sidik jarinya hingga ke susunan otaknya) secara presisi. Padahal setiap otak unik!!! Setiap sidik jari unik!!! Dan dengan berbekal satu DNA saja semua keunikan itu bisa dihadirkan kembali. Dengan wawasan seperti itu seharusnya neurosaintis siapa pun patut menyimpulkan bahwa antara DNA-otak-kecerdasan/karakter seseorang ada hubungannya. Riset mendalam akan hal ini memang diperlukan.
Tanya:
Koq masih banyak yang belum diriset tetapi sudah dibisniskan?
Jawab:
Hal
terpenting bahwa STIFIn telah memulai meriset secara internal lebih
dari 10 tahun dan langsung menguji cobakan kepada klien-klien sampai
akhirnya bisa seakurat seperti sekarang. Untuk mengukuhkan bahwa
hasil Tes STIFIn akurat kami menggunakan tim riset independen (lihat tanya). Berarti keperluan primer untuk berbisnis
sudah kami penuhi yaitu kami menjual tes yang sudah terbukti
akurasinya. Bahwa kemudian banyak hal lain yang masih perlu diriset
itu lebih merupakan keperluan sekunder. Dan tentu saja memerlukan
partisipasi banyak pihak.
Comments
Post a Comment